Pada postingan sebelumnya, secara teori sudah dijelaskan mengenai perbedaan antara merajut dan merenda. Kali ini saya akan menjelaskan mengenai Jarum yang digunakan untuk merajut/merenda.
1. Jarum hook / hakken
Pengait atau hook adalah alat yang digunakan untuk merajut (crochet)
dan biasanya terbuat dari stainless. Dengan panjang sekitar 12-13 cm, ujungnya
berbentuk kail yang berfungsi untuk mengait benang. Ukurannya juga
bermacam-macam, mulai dari yang kecil hingga yang berukuran besar.
Besar kecilnya ukuran dapat dilihat dari ujung kailnya. Bila ujung
kailnya kecil dan cenderung tajam, nomornya kecil. Sebaliknya, bila ujung
kailnya besar dan cenderung tumpul, nomornya besar. Penggunaannya di sesuaikan
dengan benang dan hasil yang ingin diperoleh. Biasanya hook dengan nomor
kecil, hasil rajutannya pun biasanya lebih rapat. Sedangkan hook dengan
nomor besar digunakan untuk benang besar dan hasil rajutannya lebih
besar.
2. Jarum brein
Berdasarkan bahan, jarum brein terdiri dari beberapa jenis bahan
antara lain bambu, alumunium (stanless steel), plastik dan kayu. Untuk
perajut pemula, disarankan memakai jarum dari bambu karena tidak terlalu licin
dan semakin nyaman jika sering dipakai.
Sedangkan dari bentuk (tipe) Jarum brein terdiri dari bentuk jarum lurus
(straight needle), seperti sumpit yang terdiri dari dua jenis sisi. Jarum satu
sisi (single pointed needle) yang digunakan untuk membuat rajutan yang
tidak melingkat. Jarum dua sisi (double pointed needle) digunakan untuk
membuat rajutan yang melingkar atau rajutan yang harus dikerjakan dari dua
sisi. Sedangkan jarum melingkar (circular needle) ujung jarum jenis ini
terbuat dari bahan bambu dan logam, tetapi bagian tengah jarum terbuat dari
senar.
Memilih Jarum Rajut
Ada berbagai jenis jarum rajut yang
beredar di pasaran, dibedakan oleh ukurannya, bentuknya, dan juga bahannya.
Dari segi ukurannya atau diameternya, jarum rajut tersedia dari mulai ukuran 2
mm hingga sekitar 2 cm. Diameter jarum ini menentukan kerapatan rajutan
nantinya. Semakin kecil diameter jarum, semakin rapat rajutannya. Dan
sebaliknya.
Dari segi bentuknya, jarum rajut ada
yang lurus panjang berujung satu, lurus pendek berujung dua, dan melingkar. Ada
juga yang semi melingkar, namanya jarum flex. Secara fungsi ia sama dengan
jarum lurus. Ada juga produsen jarum rajut seperti Boye atau Denise yang
menyediakan satu set interchangeable needles, terdiri dari kepala jarum
dan kabel-kabel penghubung yang berbeda-beda panjangnya.
Dari segi bahan, ada jarum rajut
yang terbuat dari metal (aluminium), bambu, kayu, plastik, bahkan juga gelas.
Jarum metal dan plastik biasanya yang paling murah dan mudah ditemukan.
Jarum metal, licin dan relatif berat
di tangan. Tangan jadi mudah capek, dan jari lebih mudah kapalan . Tapi
keuntungannya, ia tahan lama, tidak mudah rusak. Jarum bambu, seret dan ringan.
Tidak mudah capek merajut dengan jarum bambu, dan enak dipakai merajut
benang-benang licin semacam rayon atau sutra. Tapi jarum bambu tentu saja mudah
patah kalau kita tidak hati-hati. Jarum plastik, murah, ringan, tidak begitu
licin, tapi juga tidak seret. Kekurangannya, mudah melengkung terutama yang
diameternya kecil. Jarum kayu dan gelas, biasanya merupakan fancy needles,
mahal dan dibeli untuk koleksi.
Begitu banyak jenis jarum rajut, bagaimana memilihnya? Sesuaikan dengan kebutuhan. Apa yang akan Anda rajut? Seberapa besar ukurannya? Kerapatannya? Ingin yang tahan lama atau yang ringan di tangan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar