Di Indonesia rata-rata orang belajar
merajut (dalam hal ini lebih sering diartikan merenda/hakken) dengan
menggunakan pola gambar ala Jepang. Hal ini dikarenakan buku pola dari Jepang
lebih banyak beredar di Indonesia dibandingkan buku-buku pola dari Amerika atau
Eropa yang biasanya menggunakan pola tulisan.
Karenanya begitu bertemu dengan
pola-pola tulisan, biasanya mereka tidak mengerti karena sudah terlalu terbiasa
dengan pola gambar yang mudah dibayangkan. "Lebih gampang diikuti",
katanya. Benarkah? Kalau soal lebih gampang diikuti, sepertinya sama saja karena
pola tulisan memaparkan langkah merajut satu persatu, jadi mudah juga untuk
diikuti. Masalahnya adalah pola tulisan lebih sulit dibayangkan karena bukan
berupa gambar.